Kamis, 29 April 2010

Kejamnya Dunia

Dalam bekerja sebagai terapis wicara aku menangani kasus-kasus gangguian wicara misalnya gangguan bahasa, bicara, menelan, irama dan kelancaran. pokoknya aku menangani semua pasien dengan gangguan bahasa dan bicara. Aku bekerja pada sebuah instansi pemerintah di kabupaten Sragen. Dulunya aku berpikir kalau bekerja disini aku akan menjadi abdi negara atau orang awam sebut pegawai negeri sipil. Hari demi hari perasaan itu mulai tak nampak, ketika aku melihat pasien-pasienku. Ternyata yang paling penting bukanlah menjadi PNS, tetapi bekerja semaksimal mungkin sesuai dengan profesi aku.
Di tempat aku bekerja aku bertemu dengan banyak sekali kasus yang harus aku tangani, meskipun aku punya segudang ilmu dalam menyelesaikanya, semua itu belum bisa berjalan dengan lancar karena ada sesuatu hal. Aku selalu mencoba menerapkan ilmu yang aku punya walaupun bermacam angin badai menerpaku, aku tidak peduli.
6 bulan sudah aku bekerja. Tetapi apakah yang terjadi, sebagai tenaga medis yang seharusnya sudah menikmati hasil keringat sendiri, semua itu menjadi angan-angan semu. Sampai saat ini posisiku belumlah jelas. Belum pernah aku mnikmati uang dari hasil kerjaku, bahkan aku tidak tahu berapakah gajiku. Hal ini yang membuatku agak enggan melihat pelaksana program pemerintah. Kalau diperhatikan ini sama dengan syair bang iwan fals dalam lagunya BONGKAR, " sabar, sabar dan tunggu, itu jawaban yang aku terima, ternyata kita harus melawan robohkan setan yang berdiri mengangkang "
Aku selalu mendengar janji-janji manis yang sering menipuku, dengan pikiran sadarku mengapa aku bisa menerima itu. Sudah lama aku ingin hengklang tetapi senyum ramah pasienku membuat langkah kaki ini tak mau melangkah. Terkadang terlintas dipikiranku, apakan aku ini orang yang bodoh ?????...

Tidak ada komentar: