Sabtu, 13 Desember 2008

tatto temporer atau temporary tatto


Tatto adalah karya seni gambar yang exotic, namun tak sedikit yang menilai bahwa tatto adalah lambang kebrutalan. menurut saya tatto adalah karya hebat yang bisa kita nikmati disetiap saat. tatto memberikan kepuasan bagi yang memilikinya. saya seorang mahasiswa yang sangat terobsesi dengan tatto, dikampus saya selalu katakan kepada teman-teman saya tatto adalah lambang keindahan, dengan tatto kita bisa merealisasikan ide-ide kita lewat gambar-gambar yang indah.
Karena begitu sukanya dengan tatto saya berusaha untuk membuat tatto dengan cara sendiri, setiap 2 minggu sekali selalu berubah-ubah gambar tatto di badan saya. karena saya aseorang mahasiswa jadi saya membuat tatto temporer di badan saya sebagai wujud imajinasi saya, dan sa,pai sekarang banyak teman-teman saya yang minta dibuatkan tatto temporer, selain bisa berubah-ubah biayanya pun murah
Bagi pembaca yang ingin tatto temporer silahkan hubungi e-mail : mario_setira@yahoo.co.id
Sampai saat ini banyak teman, saudara yang saya tatto baik cowok maupun cewek.kebanyakan tatto yang saya buat adalah motif hard tribal dan soft tribal.



mario van setira

Selasa, 14 Oktober 2008

mario rastafara

Reggae ga harus gimbal
Gimbal ga mesti reggae
Reggae ga harus berganjo
Berganjo ga mesti reggae
Reggae hadirkan perdamaian
Reggae hadirkan kebebasan
Kata siapa reggae tidak enak
Kata siapa reggae tidak gaya
Reggae menjalani hidup apa adanya
Reggae hidup mengalir
Menikmati apa adanya tidak menjadi sesal di hati
Reggae tak menyiksa diri sendiri


By : Mario rastafara ‘08

Senin, 22 September 2008

cinta

Cinta itu ibarat perjalanan hari dan matahari, apabila cinta datang maka kita merasa bhagia seprti saat datangnya matahari di pagi hari kita bahagia menyambutnya karena kita yakin dia akan memberi kehangatan dan harapan setelah semalam penuh kita menjalani dinginnya malam dan buaian mimpi-mimpi.

Ketika sedang menjalani cinta kita akan banyak mengalami cobaan laksana siang hari, mungkin kita merasa senang karena hari semakin cerah tetapi panasnya matahari akan membuat kita haus dan lapar. Dengan berjalanya cinta kita bias merasa bosan karena panasnya cinta, atau malah kaita semakin tegar karena kita menyadari kalau cobaan itu pasti dating

Ketika cinta menjauh dan pergi maka kita akan sedih laksana saat kita melihat tenggelamnya matahari. Kita kan merasa pilu karena cahaya terang yang seharian menemani kita saat menjalani hidup akan berlalu dan berganti dengan gelapnya malam, selain itu rasa dingin dan kesendirian akan jadi teman setia. Di dalam malam kita juga dibuai mimpi dan harapan tentang apa yang akan kita lakukan bila akan dating siang esok. Hal ini sama saat kita ditinggalkan cinta maka tiada kehangatan dalam jiwa kita, racun kesendirian menjadi musuh yang menyebalkan. Kita juga dibuai angan-angan “ jika cinta dating aku akan….”.

“Cinta hanyalah pelengkap kehidupan
Kehidupan pelengkap cinta
Tiada cinta tiada kehidupan
Hanya orang yanmg hidup dan memiliki kehidupan yang mengerti cinta
Hargailah cinta laksana kau hargai hidup
Jangan cemari dengan menjadi budak hawa nafsu buruk”

Senin, 15 September 2008

petungan jowo ( perhitungan jawa )

Tiyang jowo nggih meniko tiyang ingkang nggadahi etung ing sakabehing gawe, sedoyo meniko dipun damel amergi nggadahi pangarep arep supados tiyang jowo anggone gesang teng alam ndonyo meniko tansah slamet wilujeng lir sambikolo.

Dumateng panjenengan sedoyo ingkang nggadahi pitakon babagan kejawen, jodo, ritual jowo, makrifat jowo, sageto nyambangi e-mail : mario_setira@yahoo.co.id
kawulo tunggu panjenengan sedoyo

atur kulo

ki mario

Kamis, 11 September 2008

perkenalan

Di POLTEKKES SURAKARTA Jawa Tengah insya Allah tahun 2009 akan meluluskan terapis wicara yang bermutu dan siap kerja,kami siap bekerja dengan maksimal.

Dengan semangat kerja yang tinggi kami siap mengabdi untuk negara dan membantu program pemerintah dalam menciptakan indonesia sehat2010.

hormat saya,
mahasiswa D-III terapi wicara
Poltekkes Surakarta Smt V

Dwi maryono
P 27229006012

bajingan

Emang dasar bajingan

Int : D Bm G A
D
Aku Tahu Kamu
Bm
Kamu Seorang Bajingan
G
Aku Tahu Kamu
A
Kau Banyak Jurus Andalan
D
Matamu Stereo
Bm
Lihat Kekiri Kekanan
G
Apalagi Menawan
A
Pasti Bakal Kebobolan
Bridge:
F#m
Tapi Ada Satu Hal
Bm
Yang Harus Kamu Tahu
Em
Wanita Juga Tak Mau
F#
Bila Terus Terus Kau tipu
Reef:
Bm
Satu Pasangan Tak Cukup
Em
Dua Simpanan Juga Tak Cukup
A D
Emang Dasar Emang Dasar
F#
E..Dasar Kamu Bajingan
Bm
Kamu Mau Apalagi
Em
Kamu Mau yang Gimana Lagi
A D
Emang Dasar Emang Dasar
F#
E..Dasar Kamu Bajingan
Interlude : Bm F#m E F# (2x)
Back to Bridge
Reef 2x
Bm Em
Uooo Uooo wooo wOoO
A D F#
uOOO uooo E..Dasar Kamu Bajingan
Bm Em
Uooo Uooo wooo wOoO
A D F#
uOOO uooo E..Dasar Kamu Bajingan
Coda : Bm

Kamis, 14 Agustus 2008

Terapi Wicara

Bentuk terapi ( therapy vormey )

1. Indirect therapy (tidak langsung)
2. Direct therapy (langsung)
3. Communication therapy ( wood 1982 )
4. Oefen therapy ( latihan )
5. Individu therapy
6. Grup therapy

Laporan bidang-dislalia


Laporan bidang

A.Identitas

Nama klien :
Tanggal lahir dan jenis kelamin :
Nama orang tua :
Alamat orang tua :
Diagnosa kerja profesi :
Frekwensi latihan :
Durasi latihan :
Tempat/alamat latihan :
Pelaksana latihan :

B.Kondisi Awal.

Isi dari bagian ini adalah merupakan rangkuman dari hasil wawancara. Observasi tes Profesi dan informasi ahli ( jika ada). Dengan kata lain isi bagian ini merupakan hasil analisa data dari bidang profesi yang dilaporkan dalam bentuk sindroma ( kumpulan gejala ).
Sindroma yang tertuang didalam bagian ini adalah sindroma yang tergolong tidak mampu,kurang mampu atau menyimpang. Bilamana diperbandingkan dengan tolok ukur pertimbangan kemampuan anak normal yang seusia sesuai bidang profesi.
Dengan melakukan analisa data yang baik maka sindroma yang tertulis pada bagian ini sudah mencerminkan butiran-butiran informasi yang selanjutnya akan dilakukan tindakan penanganan / pelatihan.
Sejalan dengan berlalunya waktu informasi sindroma bukannya tidak mungkin berubah ( berkurang atau bertambah). Berkurang atau hilangnya suatu symptom ( gejala) adalah merupakan hasil latihan.bertambahnya suatu symptom pada pelaporan berikut bisa karena baru muncul atau baru ditemukan. Sedangkan suatu symptom yang telah dilaporkan dan telah pula mendapatkan latihan bias saja tidak mengalami perubahan atau perubahannya sangat minimal. Hal tersebut disebabkan berbagai factor. Factor keparahan kondisi anak,factor pengambilan metoda yang tidak tepat dan factor lain. Kejadian seperti tersebut justru akan menjadi topic pembahasan dalam forum evaluasi.

C. Program Latihan

Pada bagian ini memuat tentang rencana-rencana yang akan dilaksanakan yang diperkirakan akan dapat meningkatkan kemampuan lebih kea rah normal ( menjadi normal / mendekati normal)
Prakiraan rencana yang disusun tentu saja berangkat dari temuan-temuan sindroma yang ada untuk bidang profesi masing – masing.Mengingat bahwa sindroma yang ada pada klien untuk masing – masing bidang profesi tidaklah sedikit. Maka program latihan ini sangat berkaitan dengan waktu dan tahapan.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, program latihan dibagi dalam tiga hal : program jangka panjang, program jangka pendek dan program harian.

Selasa, 12 Agustus 2008

paper APA kasus afasia broca


Bab I : Pendahuluan

Kajian Teori
Afasia merupakan gangguan bahasa perolehan yang disebabkan oleh cedera otak dan ditandai oleh gangguan pemahaman serta gangguan pengutaraan bahasa lisan maupun tulisan. Hal ini mengimplikasikan bahwa daya ingat nonverbal dan pemikiran padda dasarnya masih tetap utuh. Seseorang dapat berfikir, tetapi pengungkapan pemikirannya melalui bahasa terganggu. Gangguan bahasa dapat juga timbul menyertai gangguan lain yang disebabkan oleh cedera otak, seperti misalnya keadaan kacau sesudah koma atau demensia, tetapi dalam hal ini, gangguannya sekunder ( akibat gangguan lain ), sedangkan afasia menyangkut gangguan bahasa secara primer. ( Dharmaperwira-Prins, 1992 )
Afasia Broca
Afasia broca adalah gangguan bahasa yang disebabakan oleh Gangguan Peredaran Darah Otak ( GPDO ), trauma, tumor atau peradangan. Afasia Broca juga dapat disebut afasia motorik atau afasia ekpresif. Tempat kerusakan terletak pada daerah frontoparietal di hemisphere sinistra. Afasia ini memiliki karakteristik kelancaran perkataan tidak lancar, dalam meniru kata-kata buruk namun memiliki pemahaman kata yang baik. Penderita afasia broca mampu berbicara lancar kembali bila dilakukan penanganan secara teratur.

Bab II : Laporan Kasus
Identitas Pasien

Pasien berinisial SD ( 54 ) islam, yang berasal dari Kulon Progo propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pasien sudah menikah dan memiliki lima anak, pekerjaan pasien sebagai seorang guru di sebuah sekolah dasar negeri di Kulon Progo Yogyakarta.
Riwayat Kondisi Sekarang
Setelah menjalani beberapa tahapan terapi dalam beberapa bulan, pasien sudah mengalami banyak perkembangan, misalnya pada saat ini pasien sudah mampu mengucapkan kata-kata benda ( meja, kursi, baju, mobil…), kata kerja ( makan, minum, berjalan, berlari…) kata sifat ( marah, senang, gembira, sakit…) kata keterangan ( pagi sore, malam, hari ini, besok, lusa…) dan kata bilangan ( 1, 2, 3, ….)

Riwayat Kondisi Dahulu
Pasien mengalami Afasia Broca akibat dari penyakit setroke yang dideritanya, hal itu akibat adanya penyumbatan pembuluh darah dan mengenai daerah broca. Pada saat mengalami Afasia Broca pasca stroke, pasien mengalami kesulitan dalam mengungkapkan ide-ide yang ada dalam pikirannya. Padahal sebelum mengalami stroke pasien adalah seorang guru disebuah dasar yang setiap harinya dituntut untuk selalu berbiacara didepan murid-muridnya. Selain sebagai guru pasien juga sering menjadi master of ceremony di daerah sekitarnya. Jadi pasien mengalami kesulitan untuk melakukan semua kegiatan yang sering dijalaninya tersebut.
Riwayat Sosial Keluarga
Hubungan pasien atau sosialisai pasien dalam keluarga sangatlah baik ini terbukti disaat pasien mengalami stroke keluarga pasien sangat mendukung dan memberi motivasi kepada pasien untuk menjalani terapi wicara demi kesembuhannya.
Langkah Pemeriksaan
Dalam melakukan pemeriksaan yang dilakukan oleh terapi wicara meliputi anamnesis, observasi, yang kemudian menentukan prognosis.
Anamnesa
Dari hasil wawancara diperoleh berbagai keterangan dan informasi bahwa pasien mengalami kesulitan dalam mengungkapkan kata-kata yang akan diucapkan meskipun memahami apa yang mau diucapkan.
Observasi
Pasien kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh terapis, tetapi mampu memahami pertanyaan-pertanyaan tersebut. Untuk menulis dan membaca bagus.
Prognosis
Dengan menjalani terapi secara teratur pasien mampu berbicara seperti semula, maka prognosis untuk pasien ini sangat baik sekali.
Rencana Terapi
Dalam membuat rencana terapi untuk pasien terapis wicara memiliki bentuk terapi yang meliputi indirect therapy, direct therapy, individual therapy, group therapy, communication therapy dan oefen therapy ( Kinderen Met Talon Wik Kelling Stoornisen, Ieen Van Den Dungen Margreet Verboog )
Indirect Therapy
Merupakan langkah-langkah terapi yang mengikut sertakan peranan pihak lain dalam melaksanakan terapi. Pihak lain yang dimaksud disini ialah pihak yang paling dekat dengan keluarga pasien yaitu keluarga. Terapis memberikan pengertian kepada keluarga pasien tentang gangguan bicara yang dialami pasien kepada keluarga pasien. Terapis membutuhkan bantuan keluarga yang berupa motivasi keluarga pasien kepada pasien dalam mengikuti program terapi. Selain motivasi dari keluarga, terapis juga membrikan pengarahan kepada keluarga tentang apa yang harus dilakukan keluarga pasien atau yang disebut edukasi kepada keluarga.
Direct Therapy
Merupakan langkah-langkah terapi yang langsung kepada pasien. Terapis langsung memberikan terapi kepada pasien sesuai dengan gangguan yang dialami pasien. Melalui tahap-tahap terapi yang telah ditentukan atau direncanakan. Terapis melakukan tindakan terapi kepada pasien dengan pendekatan-pendekatan yang sudah ada misalnya pendekatan Multi Sensory Approach.
Namun dalam pelaksanaanya terapi pasien sd ini menggunakan bentuk terapi direct therapy ( terapi langsung kepada pasien ), individual therapy dan terapi latihan ( oefen therapy ). Indirect therapy tidak dilakukan karena dalam menjalani terapi pasien selalu datang sendirian tanpa ditemani oleh anggota keluarganya.
Dalam mencapai rencana terapi diatas maka dibentuk program pelaksanaan jangka panjang ( Long Term Goal ) dan jangka pendek ( Short Term Goal )
Long Term Goal ( Proram Jangka Panjang )
Dalam program jangka panjang ini terapis menentukan atau merancang apa yang akan dicapai dalam kegiatan terapi kedepan. Untuk pasien afasia broca ini terapis mamiliki program jangka panjang yaitu pasien mampu atau bisa untuk mengungkapkap ide-ide atau pemikiran seperti sedia kala sebelum mengalami afasia.
Short Term Goal ( Program Jangka Pendek )
Dalam program ini pasien dilatih untuk mengingat kembali apa yang pernah dialami sebelum mengalami afasia. Dalam latihan mengingat ini pasien diajak ngobrol atau bercerita tentang dirinya, terapis menanyakan namanya, nama istri, nama anaknya dan hal lain mengenai lingkunganya. Apabila pasien mengalami kesulitan dalam mengutarakan hal tersebut maka terapis membantunya.
Kemudian terapis melatih untuk mengenali kata-kata benda, kata sifat, kata kerja dan lain-lain. Dalam hal ini terapis memberikan pertanyaan-pertanyaan yang tujuannya untuk merangsang kemampuan pasien dalam mengungkapkan apa yang sedang dipikirkanya. Setelah pasien mampu mengingat, terapis melatih pasien kemampuan bahasa ekspresifnya yang meliputi menulis, menunjuk benda, mencocokan nama benda dengan benda aslinya dan itu dibantu dengan menggunakan gambar atau wujud benda aslinya. Program latihan ini dilakukan dalam setiap pertemuan terapi, dan dilaksanakan dalam jangka waktu yang telah direncanakan guna mencapai tujuan jangka panjang dalam program terapi.
Program harian
Program harian untuk pasien adalah pasien dirumah diharuskan berusaha untuk mengungkapkan atau mengekspresikan apa yang ada dalam pikiranya. Hal ini tidak menutup kemungkinan membutuhkan bantuan dari pihak keluarganya untuk mau mendukung atau memberi motivasi kepada pasien, dengan cara sering mengajaknya bicara dan bercerita.
Metode
Dalam menangani kasus afasia broca terapi wicara menggunakan metode stimulasi multimodal ( memanfaatkan beberapa modalitas yang ada ) dan pelatihan kognitif ( mengungkapkan ide-ide ).
Dasar Pemikiran Metode Terapi
Metode ini digunakan karena sesuai dengan pasien afasia broca. Pasien afasia broca memiliki kesulitan dalam mengu ngkapkan ide-ide, jadi metode ini sangatlah sesuai.
Tujuan Metode Terapi
Tujuan dari metode ini untuk mengarahkan perhatian pasien dalam menemukan gagasan bukan pada kata, juga untuk perbaikan ekspresi verbal.
Langkah-Langkah
Dalam memancing respons pasien afasia dapat diterapkan beberapa modalitas dalam pelaksanaan terapi, ini dapat dilakukan dengan meminta pasien menyebutkan nama suatu gambar, menyuruh mengulang kata itu, menyuruh menuliskan kata itu dan kemudian, menyuruh mengucapkan kata itu. Selain diterapkan sekaligus, berbagai modalitas itu dapat diterapkan secara berrturut-turut. Dalam cara ini, modalitas yang gangguannya lebih ringan dikerjakan dahulu, baru diikuti oleh modalitas yang gangguannya lebih berat, dengan demikian, fungsi yang satu memudahkan dan merangsang fungsi lain.
Pasien afasia lebih banyak mengalami pemiskinan ide daripada pemiskinan kata. Untuk mengalihkan pasien dari pergulatan untuk menemukan kata yang tepat ke proses-proses pikir yang mendasari penggunaan kata. Kemudian terapis membimbing pasien agar tetap didalam kerangka pokok bahasan serta mengarahkan perhatian pasien pada gagasan dan bukan kata-kata. Ini bisa dilakukan dengan cara menyuruh pasien menceritakan apa yang biasa dilakukan, bercerita tentang mimpi-mimpinya, dan pekerjaannya.
Frekwensi
Untuk mencapai tujuan terapi semaksimal mungkin, proses terapi dilakukan dengan frekwensi dua kali dalam seminggu.
Durasi
Durasi pelaksanaan terapi selama 30 menit setiap terapi selama proses pencapaian tujuan terapi.
Media Terapi
Dalam proses terapi digunakan media dalam mencapai tujuan terapi misalnya, gambar, lilin, puzzle, cermin, bahan bacaan, dan cermin.
Bab III : Penutup
Kesimpulan
Pada afasia broca pasien kesulitan dalam mengungkapkan ide-ide bukan menemukan kata-kata. Dalam pendekatan untuk afasia broca ialah dengan metode stimulasi multimodal dan pelatihan kognitif.
Saran
Untuk pasien afasia broca dalam mencapai tujuan maksimal maka pasien harus menjalani proses terapi secara teratur dan dalam jangka waktu yang direncanakan. Selain tu peranan terapi yang profesianal dalam menjalankan terapi sangatlah penting dalam pencapaian tujuan terapi.
Daftar Pustaka
Dharmaperwira-Prins, Reni. 1992. Afasia Deskripsi Pemeriksaan Penanganan. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Sabtu, 09 Agustus 2008

Dislalia

Dislalia merupakan gangguan wicara karena salahnya lingkungan dimana penderita tinggal, kasus dislalia kebanyakan dialami oleh anak-anak dalam usia perkembangan. Seorang anak bisa mengalami dislalia karena lingkungan dimana dia tinggal todak mendukung untuk perkembangan wicaranya. Anak-anak dengan gangguan ini biasanya dityandai dengan, pada usia perkembangan bicara kurang lebih 2 tahun seorang anak belum bisa bicara dengan benar padahal teman-teman sebayanya sudah bisa berbicara dengan benar. Bagi anda yang menemukan kasus seperti itu anda bisa menghubungi TERAPIS WICARA atau kirim e-mail anda ke mario_setira@yahoo.co.id / setira.multiply.com . dan kami siap membantu anda
Terapi wicara merupakan profesi yang menangani gangguan bicara yang dialami oleh anak-anak dan dewasa, satu-satunya sekolah terapi wicara negri di indonesia ada di surakarta tepatnya di jalan adi sumarmo tohudan colomadu jawa tengah. Silahkan anda bergabung dengan kami di sini. politeknik kesehatan surakarta prodi D-III terapi wicara.